Mata manusia Sebenarnya Bisa Melihat Medan Magnetik!

Tanpa disadari, manusia sebenarnya bisa melihat medan magnet bumi karena adanya suatu senyawa dalam mata...

Nyala Lilin Ternyata Mengandung Berlian

Nyala api lilin ternyata mengandung limpahan berlian. Ini adalah temuan Wuzong Zhou, ilmuwan dari University St Andrews,

Agar belajar fisika lebih mudah dan menyenangkan

Bagi sebagian siswa, belajar Fisika itu menyenangkan dan tidak sedikit yang menganggap pelajaran fisika..

Kelahiran Planet Akhirnya Berhasil Diabadikan

Sistem keplanetan mulanya adalah pusaran gas dan kondensasi debu yang berada di piringan "bayi" bintang.

Ngerti Gak Siiiihhh??? Sinar Laser dapat Menimbulkan Hujan

Laser ternyata berpotensi digunakan untuk menciptakan hujan. Hal ini diungkapkan oleh Jerome Kasparian,

Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 November 2012

Ngerti Gak Siiiihhh??? Sinar Laser dapat Menimbulkan Hujan


Laser ternyata berpotensi digunakan untuk menciptakan hujan. Hal ini diungkapkan oleh Jerome Kasparian, fisikawan dari University of Geneva. Dengan hasil penelitian ini, daerah kering bisa berharap hujan lebih dan ilmuwan pun mendapat teknik baru membuat hujan yang lebih efektif dari teknik modifikasi iklim.

Dalam penelitiannya, Kasparian menggunakan laser untuk mengontrol kelembaban. Ilmuwan menemukan bahwa laser bisa memicu tumbuhnya tetesan air hujan pada kelembaban lebih rendah, sekitar 70 persen. "Pada kelembaban tersebut, kondensasi tidak terjadi dalam kodisi natural, di mana dibutuhkan kelembaban 100 persen," kata Kasparian.


Rahasia kerja laser adalah pada kemampuan sinarnya membentuk senyawa asam nitrat di udara. Asam nitrat bisa menjadi "biji" awan, memilih untuk berasosiasi dengan air, bertindak seperti lem sehingga membentuk kumpulan air dalam kondisi yang relatif kering, di mana air mengalami evaporasi.

Untuk bisa diaplikasikan sebagai pencipta hujan, masih perlu beberapa pengembangan. Kasparian mengakui bahwa laser memang bisa menumbuhkan partikel berair. "Namun, saat ini ukurannya terbatas, hanya beberapa mikron. Butuh 10 sampai 100 kali lebih besar untuk memproduksi hujan yang sebenarnya," kata Kasparian.

Asalkan syarat tersebut bisa dipenuhi, penciptaan hujan dengan laser tak akan terlampau sulit. Tak perlu juga sistem laser udara. "Tipe laser yang digunakan selama ini bisa mencapai jarak kerja beberapa kilometer, jadi atmosfer bisa diaktifkan dengan ground based laser," kata Kasparian seperti dikutip Foxnews, Selasa (30/8/2011).
Menurut Kasparian, kombinasi antara teknik laser dan teknik modifikasi cuaca seperti dengan perak iodidan dan dru ice tidak diperlukan. Langkah itu, menurutnya, justru akan kontraproduktif. Partikel akan berkompetisi untuk terkondensasi dan hasilnya tetesan air terlalu kecil, tak cukup untuk menjadi tetesan hujan.
Satu masalah terkait kontrol cuaca seperti dengan laser adalah, akankah penciptaan kelembaban di satu tempat akan mencuri kelembaban di tempat lain. Menanggapi hal ini, Kasparian mengatakan, "Laser hanya memungkinkan kondensasi bagian kecil dari kelembaban di udara." Jadi, risikonya tak terlampau serius. Penemuan Kasparian ini dipublikasikan di Nature Communication, 30 Agustus 2011.

Mikroskop Sinar-X Setajam Mata Superman

Menciptakan peralatan untuk membantu manusia melihat setajam Superman bukan lagi mimpi. Ashish Tripathi, mahasiswa pascasarjana University of California di San Diego, AS, menciptakan mikroskop sinar-X dengan kemampuan melihat sangat tajam, hingga ketelitian sepersatu miliar meter.

Mikroskop ini tidak membutuhkan lensa. Untuk mencitrakan suatu obyek, mikroskop menggunakan program komputer yang bisa mengubah pola pantulan sinar-X menjadi gambar obyek yang mudah diinterpretasikan, menyajikan citra dalam skala atom.
Oleg Shpyrko, fisikawan yang menjadi pembimbing penelitian, mengatakan, mikroskop berperan dalam nanoteknologi. "Kita bisa membuat sesuatu dalam skala nano, tapi kita tidak bisa melihat dengan baik. Mikroskop memungkinkan karakterisasi materi nano," kata Shpyrko.
Kemampuan mikroskop ini telah diuji. Peneliti membuat film berbahan besi dan gadolinium. Dengan mikroskop, mereka berhasil melihat gabungan kedua elemen itu berhasil sebagai pola medan magnet yang berkelok-kelok, menyerupai sidik jari.
Shpyrko mengatakan, mikroskop ini bisa dipakai untuk melihat bagaimana materi satu dan lainnya bergabung sehingga bisa mengupayakan efisiensi produksi materi skala nano. Aplikasi lain ialah melihat karakter magnetis dari materi untuk mengupayakan penyimpanan data magnetis yang lebih baik.
Mikroskop ini juga bisa memecahkan beberapa misteri. Misalnya, kemampuan baterai selalu menurun karena degenerasi interface antara elektroda dan elektrolit, tetapi tak ada yang tahu pasti mengenai prosesnya. Dengan mikroskop ini, sebab dan solusi dalam mengatasi hal itu bisa diamati.
"Dengan mikroskop ini, kita bisa melihat pada interface yang paling sulit," kata Shpyrko seperti dilansir situs Foxnews, Jumat (19/8/2011). Hasil penelitian ini dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Sciences edisi teranyar.